
Setengah tahun jelang diberlaku kannya regulasi deforestasi Uni Eropa (EUDR), Indonesia nampaknya masih jauh dari mapan untuk berkompetisi di pasar Uni Eropa. Kendati demikian, bukan
Jakarta – Twenty-two Indonesian civil society organizations have sent a letter to European Union Commissioners to express their concerns over the worsening condition of Papua’s
Jakarta – Dua puluh dua organisasi masyarakat sipil Indonesia telah mengirimkan surat kepada para pejabat tinggi Uni Eropa pada Jumat (28/2/2025) untuk menyampaikan kekhawatiran atas
Calculations conducted by the Food and Agriculture Organization (FAO) in 2021 showed that cocoa is one of the other agricultural products that causes 90% of
As a significant rubber-producing country, Indonesia plays a substantial role in meeting the needs of this commodity in the global market. Indonesia’s natural rubber exports
JAKARTA – Parlemen Eropa baru saja mengadopsi proposal penundaan selama 1 tahun. Keputusan ini diambil dalam voting yang dilakukan Kamis, 14 November 2024 waktu setempat.
Jakarta, 8 November 2024 – Karet dan kakao merupakan komoditas unggulan perkebunan Indonesia yang memiliki peran penting dalam perekonomian nasional. Karet menduduki posisi kedua setelah
Industri sawit Indonesia menghadapi banyak tantangan domestik dan global. Di segi ekonomi, pertumbuhan lahan sawit tidak sejalan dengan kesejahteraan ekonomi daerah penghasil. Industri sawit juga
[Jakarta, 6 November 2024] Sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia memiliki perkebunan sawit seluas 16,8 juta hektar. Dengan kontribusi ekspor yang mencapai
JAKARTA – Satya Bumi menyayangkan proposal penundaan implementasi Regulasi Bebas Deforestasi Uni Eropa (EUDR) yang diumumkan Komisi Uni Eropa pada Rabu, 2 Oktober 2024. Komisi
The implementation of the European Union’s Deforestation-Free Regulation (EUDR) poses a significant challenge for Indonesia, particularly regarding the development of methodologies to assess deforestation risk.
Implementasi Peraturan Bebas Deforestasi Uni Eropa (EUDR) menjadi tantangan besar bagi Indonesia, terutama terkait pengembangan metodologi untuk menilai risiko deforestasi. Pasalnya, sejumlah komoditas yang diatur
Annisa Rahmawati adalah seorang perempuan aktivis lingkungan. Mengawali karirnya pada tahun 2008 sebagai Local Governance Advisor pada program kemanusiaan di Aceh – di EU-GTZ International Service yang berfokus pada perawatan perdamaian dan peningkatan kapasitas pemerintah daerah. Pengalaman dalam bisnis yang lestari dan berkelanjutan didapat dari Fairtrade International sebagai assistant dan di Greenpeace Southeast Asia sebagai Senior Forest Campaigner yang berfokus pada kampanye market untuk komoditas industrial khususnya sawit yang bebas deforestasi sejak tahun 2013-2020. Selain itu Annisa juga pernah bekerja sebagai asisten proyek di UN-ESCAP Bangkok untuk perencanaan pembangunan kota yang lestari pada tahun 2012. Annisa memiliki latar belakang pendidikan di bidang Biologi dari Universitas Brawijaya Malang dan mendapatkan master dari International Management of Resources and Environment (IMRE) di TU Bergakademie Freiberg Germany dengan dukungan Yayasan Heinrich Boell Stiftung. Annisa sangat antusias dan passionate untuk menyebarkan pesan dan kesadaran kepada dunia tentang permasalahan lingkungan dan bagaimana mencari solusi untuk menjadikan bisnis lebih bisa melakukan tanggung jawabnya, serta bagaimana kita bisa bertindak untuk menghadapi krisis iklim yang saat ini sedang kita hadapi.