REPORT - Monitoring Indonesia's Environmental Human Rights Defenders in 2024

Pembela HAM Lingkungan Hidup adalah orang-orang yang memperjuangkan hak-hak asasi manusia yang berkaitan dengan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Dalam istilah internasional, orang-orang ini diistilahkan sebagai EHRD (Environmental Human Rights Defenders). Para Pembela HAM Lingkungan Hidup tidak harus seorang aktivis, pengkampanye lingkungan hidup, maupun pegawai organisasi masyarakat sipil lingkungan hidup. Pembela HAM Lingkungan Hidup bisa jadi siapapun baik individu maupun kelompok dalam kapasitas pribadi atau profesionalnya dan dengan cara damai, berupaya melindungi dan memajukan hak asasi manusia yang berkaitan dengan lingkungan hidup, termasuk air, udara, tanah, flora dan fauna1United Nations Environment Programme (UNEP) (2023). Who are environmental defenders? https://www.unep.org/explore-topics/environmental-rights-and-governance/what-we-do/advancing- environmental-rights/who.

Laporan edisi 2024 ini berjudul “Rezim Baru, Ancaman Lama: Pejuang Lingkungan Hidup di Titik Kritis Perubahan Kekuasaan”. Laporan ini menyajikan situasi yang dialami para pembela HAM lingkungan hidup Indonesia sepanjang tahun transisi pergantian rezim. Dinamika di tahun politik tidak dapat dipisahkan dari situasi yang dialami para Pembela HAM Lingkungan Hidup. Mereka mengalami kriminalisasi, intimidasi, serangan fisik, bahkan pembunuhan. Penggunaan berbagai macam pasal dalam kasus kriminalisasi menggambarkan betapa rentannya para pejuang lingkungan hidup meskipun negara sudah memiliki berbagai instrumen perlindungan seperti Undang-Undang hingga Peraturan Menteri.

Artikel Lainnya

Share

Annisa Rahmawati

Advisor

Annisa Rahmawati is a woman environmental activist. She started her career in 2008 as a Local Governance Advisor on a humanitarian program in Aceh - at EU-GTZ International Service which focused on peacekeeping and local government capacity building. Her experience in sustainable business comes from Fairtrade International as an assistant and at Greenpeace Southeast Asia as a Senior Forest Campaigner focusing on market campaigns for industrial commodities, especially deforestation-free palm oil from 2013-2020. In addition, Annisa also worked as a project assistant at UN-ESCAP Bangkok for sustainable urban development planning in 2012. Annisa has an educational background in Biology from Brawijaya University Malang and obtained a master's degree in International Management of Resources and Environment (IMRE) at TU Bergakademie Freiberg Germany with the support of the Heinrich Boell Stiftung Foundation. Annisa is enthusiastic and passionate about spreading messages and awareness to the world about environmental issues and how to find solutions to make businesses more responsible, as well as how we can act to deal with the climate crisis that we are currently facing.