
Mayawana Persada telah melakukan deforestasi terbesar dan teragresif yang dilakukan perkebunan kayu dalam satu dekade terakhir di Indonesia. Ini merupakan salah satu kasus deforestasi terkompleks
Jakarta – Dua puluh dua organisasi masyarakat sipil Indonesia telah mengirimkan surat kepada para pejabat tinggi Uni Eropa pada Jumat (28/2/2025) untuk menyampaikan kekhawatiran atas
Pontianak – Februari 2025 – Aktivitas eksploitasi hutan alam yang dilakukan oleh PT Mayawana Persada masih terus terjadi. Hasil monitoring Koalisi Masyarakat Sipil menemukan deforestasi
Statement Presiden sebagai kepala negara sebagaimana disampaikan Prabowo itu membahayakan. Karena akan ditafsirkan perangkat negara sebagai arahan untuk terus ekspansi lahan, membuka hutan alam yang
Kalimantan Barat – Pembabatan hutan secara ugal-ugalan yang berlangsung selama ini melalui aktivitas perkebunan kayu PT Mayawana Persada telah memicu bencana ekologis berupa banjir. Banjir
JAKARTA – Parlemen Eropa baru saja mengadopsi proposal penundaan selama 1 tahun. Keputusan ini diambil dalam voting yang dilakukan Kamis, 14 November 2024 waktu setempat.
JAKARTA – Satya Bumi menyayangkan proposal penundaan implementasi Regulasi Bebas Deforestasi Uni Eropa (EUDR) yang diumumkan Komisi Uni Eropa pada Rabu, 2 Oktober 2024. Komisi
Implementasi Peraturan Bebas Deforestasi Uni Eropa (EUDR) menjadi tantangan besar bagi Indonesia, terutama terkait pengembangan metodologi untuk menilai risiko deforestasi. Pasalnya, sejumlah komoditas yang diatur
Pulau mungil seluas 837 km2 yang diapit daratan utama Sulawesi Tenggara, Pulau Muna, dan laut Banda di Selatan itu bernama Kabaena. Orang tua di sana
Kebijakan ambisius Pemerintah meningkatkan campuran biodiesel hingga 50% akan mendesak ekspansi lahan perkebunan sawit baru menjadi lebih cepat. Apalagi dalam Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan
JAKARTA–Koalisi Masyarakat Sipil bersama perwakilan masyarakat adat Kualan, Ketapang, Kalimantan Barat akhirnya resmi melaporkan PT. Mayawana Persada ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di
Copyrights ©2025 | All Rights Reserved by SATYA BUMI
Annisa Rahmawati is a woman environmental activist. She started her career in 2008 as a Local Governance Advisor on a humanitarian program in Aceh - at EU-GTZ International Service which focused on peacekeeping and local government capacity building. Her experience in sustainable business comes from Fairtrade International as an assistant and at Greenpeace Southeast Asia as a Senior Forest Campaigner focusing on market campaigns for industrial commodities, especially deforestation-free palm oil from 2013-2020. In addition, Annisa also worked as a project assistant at UN-ESCAP Bangkok for sustainable urban development planning in 2012. Annisa has an educational background in Biology from Brawijaya University Malang and obtained a master's degree in International Management of Resources and Environment (IMRE) at TU Bergakademie Freiberg Germany with the support of the Heinrich Boell Stiftung Foundation. Annisa is enthusiastic and passionate about spreading messages and awareness to the world about environmental issues and how to find solutions to make businesses more responsible, as well as how we can act to deal with the climate crisis that we are currently facing.