Kertas Kebijakan: “Neo-ekstraktivisme di Episentrum Nikel Indonesia: Kerapuhan Tata Kelola Pertambangan, Kerusakan Ekologis, dan Pelanggaran HAM di Bumi Celebes

Penyusunan kertas kebijakan ini dibuat untuk melihat keterkaitan antara dampak rantai pasok nikel global terhadap ekspansi tambang nikel yang semakin masif di Sulawesi dengan fokus; 1) menelisik dampak sosio-lingkungan dan hak asasi manusia akibat penerapan model neo-ekstraktivisme tambang nikel di Indonesia, khususnya Sulawesi sebagai salah satu pulau penghasil nikel terbesar; 2) mengidentifikasi berbagai peraturan dan tata kelola pertambangan yang dapat menopang perkembangan politik neo-ekstraktivisme di Indonesia; 3) memuat rumusan rekomendasi kebijakan untuk meminimalisir dampak aktivitas ekstraktif tambang nikel.

Penyusunan kertas kebijakan ini dibangun berdasarkan laporan riset dan tinjauan lapangan Walhi Sulawesi Tenggara, Walhi Sulawesi Selatan, dan Walhi Sulawesi Tengah yang sudah mengidentifikasi adanya dampak sosial dan lingkungan serta pelanggaran hak asasi manusia akibat aktivitas tambang nikel di Sulawesi yang semakin ekspansif. Dampak sosial dan lingkungan yang telah teridentifikasi tersebut kemudian dianalisis berdasarkan perspektif hak asasi manusia, termasuk memberikan aksentuasi berdasarkan perspektif bisnis dan hak asasi manusia. Selain itu, dampak sosial dan lingkungan yang menjadi pengalaman epistemik korban dianalisis melalui perspektif keadilan lingkungan (ekologis) dan keadilan iklim yang berperspektif gender dan multispesies.

 

Policy Paper Neo-ekstraktivisme di Episentrum Nikel Indonesia

Artikel Lainnya

Share

Annisa Rahmawati

Advisor

Annisa Rahmawati is a woman environmental activist. She started her career in 2008 as a Local Governance Advisor on a humanitarian program in Aceh - at EU-GTZ International Service which focused on peacekeeping and local government capacity building. Her experience in sustainable business comes from Fairtrade International as an assistant and at Greenpeace Southeast Asia as a Senior Forest Campaigner focusing on market campaigns for industrial commodities, especially deforestation-free palm oil from 2013-2020. In addition, Annisa also worked as a project assistant at UN-ESCAP Bangkok for sustainable urban development planning in 2012. Annisa has an educational background in Biology from Brawijaya University Malang and obtained a master's degree in International Management of Resources and Environment (IMRE) at TU Bergakademie Freiberg Germany with the support of the Heinrich Boell Stiftung Foundation. Annisa is enthusiastic and passionate about spreading messages and awareness to the world about environmental issues and how to find solutions to make businesses more responsible, as well as how we can act to deal with the climate crisis that we are currently facing.